Kisah Kita: Dari Jarak Hingga Janji Abadi
Dunia maya, siapa sangka, menjadi gerbang pertama kisah kita. Berawal dari sapaan di media sosial, butuh waktu bagiku untuk membuka hati dan mengenalmu lebih jauh. Enam bulan pertama hubungan kita diwarnai jarak yang memisahkan, sebuah Long Distance Relationship (LDR) yang menguji kesabaran. Namun, janji kecilmu untuk merayakan tahun baru bersama menjadi tonggak, dan kamu menepatinya. Pertemuan pertama itu, di awal tahun yang baru, terasa seperti babak baru dalam hidupku.
Tak lama setelah itu, kamu membuat keputusan besar: pindah ke kotaku. Hatiku berbunga, berpikir jarak tak lagi jadi penghalang. Tapi takdir berkata lain, kami harus kembali menjalani LDR yang berat selama tiga tahun. Rasanya sungguh berat, namun demi masa depan yang lebih baik, kami memilih untuk bertahan. Selama itu, satu hal yang tak pernah berubah adalah caramu memperlakukanku. Kamu selalu berhasil membuatku merasa seperti ratu, dicintai, dihargai, dan selalu menjadi prioritasmu. Setiap dukungan dan perhatianmu adalah penawar rindu yang paling ampuh.
Dan kemudian, kejutan terbesar di awal tahun ini datang. Tanpa pemberitahuan sebelumnya, kamu dan keluarga besarmu hadir di hadapan orang tuaku, menyampaikan niat tulusmu untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius. Sungguh tak bisa kubendung haru dan bahagia. Dua bulan kemudian, kami resmi bertunangan, mengikat janji di hadapan keluarga.
Kini, di bulan ini, aku akan melangkah dari 'Nona' menjadi 'Nyonya'. Perjalanan panjang ini, dari sapaan di media sosial, tantangan LDR bertahun-tahun, hingga janji abadi, terasa seperti mimpi yang jadi kenyataan. Tak pernah kubayangkan, tahun ini aku akan resmi menjadi istrimu, melengkapi kisah cinta yang telah kita rajut dengan begitu indah.